Senin, 26 September 2016

Sukses di Dunia Kampus? Siapa Takut…




Perkenalkan saya seorang mahasiswa teknik. Teknik loh ya, bukan Tehnik.
Banyak susah senang nya sih selama saya resmi menjadi bagian dari fakultas teknik. Mulai dari siap mental, ngertiin dan pahamin pelajaran yang menurut saya sangat-sangat asing, sampai menjadi akrab dengan warga kelas yang 85% nya cowok. Iya, kami mahasiswa teknik udah biasa yang namanya satu kelas itu ceweknya cuma 5,6, ya bahkan paling banyak 7 orang lah. 

Menyandang status sebagai anak teknik juga memperbesar image loh ya saya rasa. Mengapa? Karena anak perempuan yang berkecimpung di dunia teknik itu sesuatu banget. Dan saya bangga akan itu. Bagaimana saya mati-matian berjuang untuk medapat bangku di fakultas teknik. And finally I get it ^^

bagaimana kita meraih kesuksesan sebagai anak teknik?
1.      Luruskan Niat
Luruskan niat gini loh ya, setiap kita pengen berangkat kuliah. Niatkan dalam hati. Kita berangkat kekampus bukan semata-mata pengen nongkrong atau apapun. Tapi benar-benar untuk nuntut ilmu.
2.      Disiplin Waktu
Gini loh ya, sedari kecil mama saya sudah mengajarkan kedisiplinan waktu. Bagaimana kita harus menanggungjawabkan semua waktu yang kita habiskan untuk berkegiatan. Dan mulai lah mebuat jadwal apa yang kamu lakukan setiap hari, sehingga kamu akan belajar mendisiplinkan waktu. Dan itu juga membuat semua yang kamu kerjakan akan terkontrol. Misalkanm bangun jam 05.00, terus mandi, sholat, 07.00 kekampus -dst
3.      Aktif di Kelas
Aktif dikelas itu perlu. Bagaimana kita aktif dalam menyimak pelajaran yang diberi dosen, aktif bertanya, aktif dalam menjawab kuis. Itu semua merupakan nilai + yang akan dosen lihat didiri kita. Selain itu, itu juga merupakan awal baik bagaimana kita membawa diri dan lebih dikenal oleh dosen tentunya.
4.      Mengulang Pelajara
Mengulang pelajaran ga ada yang salah kok. Malahan kita akan mendapat hal positif dari kegiatan itu. Kita akan lebih mudah mengerti dan ingat pelajaran yang kita ulang tersebut. So, ga salah nya kan untuk dicoba
5.      Ikuti Organisasi
Ada yang bilang, kesuksesan juga gak tergantung sama IPK tinggi. Karena kesuksesan juga tergantung bagaimana kita membawa diri dilingkungan masyarakat sekitar. Bayangannya gini, ada seorang murid pintar, tapi dia gajago membawa diri. Bagaimana orang akan tau dia mempunyai skill yang baik jika dia tidak menunjukkannya bukan?
6.      Berdoa
Berdoa kepada yang Maha Kuasa, karena tanpa restu Dia pun. Kita ga akan mencapai kesuksesan yang akan kita capai. Ikhtiar udah. Usaha udah. Terakhir ya kita harus berdoa.

Itulah trik singkat yang saya bagi kepada kamu-kamu semua. Semoga bermanfaat dan mari kita jalankan bersama program menuju kesuksesan untuk membangun tanah air tercinta kita ini.

Salam anak Teknik ^^

Masalah Sosial Tentang Pengamen dan Pengemis di Bawah Umur




Apasih yang dimaksud dengan Masalah Sosial? 

Masalah Sosial terdiri dari dua kata, yaitu kata ‘’masalah’’ dan kata ‘’sosial’’. Kata masalah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan), soal, persoalan. Sedangkan dalam KBBI kata social diartikan sebagai suatu hal yang berkenaan dengan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan, Masalah Social adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan pada masyarakat, yang menimbulkan ketidakselarasan dalam kehidupan suatu kelompok social atau kelompok masyarakat.

Dalam artikel kali ini, saya akan membahas tentang Masalah Sosial yang ada di masyarakat. Tentu saja apa yang akan saya bahas ini sangat-sangat lah familiar kita temukan. Apalagi di ibukota besar tempat sekarang kita tinggal.
Teman-teman pembaca sekalian, saya ingin mengajak anda lebih menelaah jauh. Pada saat teman-teman ingin bepergian jalan-jalan, ke rumah teman, ke kampus, atau ke pasar misalnya. Pernah kah kalian melihat pengamen atau pun pengemis ? tentu sering bukan. Bahkan kerap kali kita bertemu mereka yang mengamen ataupun mengemis masih dibawah umur. Apakah teman-teman berfikir itu merupakan masalah sosal? Jika YA! Selamat, kita sama.

Indonesia merupakan Negara maju. Salah satu fungsi Negara bukankah untuk menyejahterakan rakyatnya? Dengan banyak nya pengemis dijalanan apakah sudah dikategorikan sebagai rakyat yang sejahtera? Tentu tidak.
Sudah bukan pemandangan aneh, saat kita naik bus, angkot, kendaraan umum, atau disebuah rumah makan. Tiba-tiba nyelonong seseorang atau segerombolan anak-anak yang membawa peralatan music seadanya, bernyanyi dengan suara keras, lalu berkeliling sambil membawa gelas aqua kosong atau pun bungkus permen, lalu meminta-minta. Dan jika sudah mendapat uang sekedarnya  mereka langsung pergi berganti tempat.

Kerapkali saya prihatin kepada adik-adik yang masih kecil. Diusia mereka yang seharusnya lagi asyik-asyiknya bermain dan belajar dibangku sekolah. Tapi dengan mirisnya mereka harus turun kejalanan ditengah teriknya sinar matahari hanya untuk mendapatkan uang. Masalah ini seharusnya harus dipandang sebagai fenomena serius.
Berbagai factor yang menjadikan anak-anak sebagai pengamen atau pengemis jalanan banyak terjadi. Entah preman-preman yang mempekerjapaksakan, orangtua yang memaksa anaknya untuk menambah hasil perekonomian mereka, atau kehendak anak itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan lingkungan tumbuh kembang mereka juga memiliki pengaruh. Jika dari sekarang mereka terbiasa mendapat uang dengan mudahnya di jalan, maka kelak mereka akan terus-terusan menjadi anak jalanan hingga mereka besar.

Anak jalanan, pengemis, pengamen, disamping menimbulkan masalah social, seperti keamanan, ketertiban lalulintas, dan kenyamanan, juga memunculkan tindakan criminal terhadap anak jalanan itu sendiri. Mereka menjadi rentan terhadap kekerasan dan pelecehan orang dewasa, penggarukan petugas ketertiban kota, dan konsumsi minuman serta zat adiktif atau narkoba.
Bagaimana cara kita menghentikan para anak jalanan tersebut? Ada salah satu wacana pemerintah, yaitu dengan tidak memberi atau mengasihi mereka. Mengapa? Karena jika mereka tidak mendapat sepeserpun uang dari hasil mengamen atau mengemis, maka lambat laun mungkin mereka akan berhenti dari pekerjaan tersebut. Namun sampai saat ini, masih saja orang yang masih memberi mereka uang mungkin dengan alasan kasihan dan prihatin. 

Pada dasar nya Masalah Sosial adalah tanggung jawab semua pihak. Dinas Sosial sudah bertanggungjawab dengan membuat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga itu dibuat bertujuan untuk menampung para pengemis yang ingin memiliki pekerjaaan. Sehingga para pengemis itu diberi bekal keterampilan serta dilatih untuk dapat menciptakan peluang pekerjaan sendiri. Dan untuk anak dibawah umur, mereka sudah membuat rumah singgah. Rumah singgah bertujuan untuk menampung semua anak jalanan, disana mereka diberi bekal ilmu, ataupun sekedar perlindungan. Untuk mengurangi anak jalanan, selain peran pemerintah, tentu saja peran serta orang tua juga sangat lah penting dalam hal ini. Seperti tidak lagi memaksa anak-anaknya untuk bekerja membantu penghasilan orangtua. Dan mendorong mereka untuk menuntut ilmu dengan program pemerintah Sekolah Gratis.
Kebutuhan akan pendidikan tidak hanya bagi mereka yang mampu. Pendidikan menjadi hak setiap anak bangsa yang wajib dipenuhi oleh pemerintah. Bahkan sekarang ada Program Indonesia Pintar (PIP), hingga adanya program itu diharapkan semakin banyak anak usia sekolah yang mengenyam bangku sekolah untuk mendapat pendidikan. Anak bangsa harus mendapat ilmu yang layak. Dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan yang banyak. 

Siapa lagi yang akan memajukan bangsa jika bukan kita para generasi muda?